Asemka-Kota Tua

Siang itu kami berencana pergi ke kawasan kota tua Jakarta. Meski cuaca sedang hujan deras, kami membulatkan tekad untuk tetap pergi. Bukan tanpa tujuan sebenarnya, kawasan pasar Asemka dikenal sebagai pusat penjualan aksesoris dan perlengkapan sekolah anak-anak yang serba ada, unik dan lengkap. Kami pergi bertiga, memiliki tujuan masing-masing. Kawan saya yang pertama ingin ikut dan melihat-lihat saja. Kawan yang kedua mau membeli souvenir sebagai kenang-kenangan tanda perpisahan untuk muridnya di SMA karena batas waktu PPL nya sudah hampir selesai. For your information, dia calon guru Kimia muda dan berbakat :) kapan-kapan saya ceritakan satu persatu tentang kawan yang paling dekat dengan saya. Insya Allah...
Nah kalau saya, mau membeli souvenir untuk perpisahan dengan teman-teman kerja, karena mulai bulan depan saya mulai mengajar di sekolah Islam berbasis internasional. Insya Allah... Sedih sekali harus berpisah dengan teman-teman yang amat baik. Saya pergi bukan berarti tak setia, saya pergi demi untuk cita-cita.
Kami berangkat naik Metromini 47 dari jalan Pemuda menuju stasiun Buaran. Kami memilih menggunakan commuter line agar lebih cepat sampai dan tidak perlu lama-lama serta transit seperti TransJ.
Perjalanan St. Buaran-St. Jakarta Kota memakan waktu 30menit. Suasana St. Jakarta Kota begitu ramai. Langit pun tak nampak akan menghentikan rintiknya. Lantai nampak becek dan jalan raya dipenuhi beberapa genangan air. Kami mulai beraksi menjelajahi pasar Asemka. Mencari dan membeli barang-barang yang kami butuhkan. Tempat pertama yang langsung dikunjungi adalah lapak souvenir, disana terdapat beragam souvenir unik dengan harga yang terjangkau. Mulai dari tempat tisu, sapu tangan, sarung ponsel, pulpen, gunting kuku, pembuka botol yang dikemas sedemikian rupa hingga bentuknya menarik. Awalnya penjual tersebut mengira kami membeli souvenir untuk pernikahan, dia menawarkan harga per-500 pieces sekaligus. Padahal kami hanya mau membeli 100 pieces saja. Setelah bernegosiasi dengan penjual akhirnya kami puas dengan harga deal yang disepakati. Selesai dengan tujuan utama membeli souvenir, naluri keibu-ibuan kami muncul. Ya, sebab kata orang ibu-ibu paling senang berbelanja. Beberapa barang yang tidak direncanakan untuk dibeli akhirnya mendarat di tangan kami. Hingga tak terasa kedua tangan kami sudah dipenuhi kantong-kantong belanjaan. Aduuuh. Saya membeli sepatu dan gunting kuku berkarakter lucu.

Dalam benak saya bergumam, semoga apa yang sudah saya beli memang benar-benar bermanfaat dan saya butuhkan. Teman terdekat saya sering berdiskusi dengan saya tentang bagaimana seharusnya seorang muslim/muslimah berperilaku sederhana, apa yang dia katakan sebagian besar menurut saya memang benar adanya. Sebaiknya kita hanya membeli sesuatu yang memang benar-benar kita butuhkan lalu sebaiknya sebagian dari harta kita digunakan untuk berinfak kepada anak yatim piatu, untuk bekal di akhirat nanti.
Sesungguhnya Allah tidak suka dengan perilaku boros. Sebagaimana firmannya dalam Al-Qur'an surat Al Israa ayat 27 :

Sahih International
"Indeed, the wasteful are brothers of the devils, and ever has Satan been to his Lord ungrateful"


Indonesian
"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya"


Astagfirullahaladzim, Naudzubillahimindzalik Semoga apa yang sudah saya beli tidak termasuk dalam kategori pemborosan, semoga Allah senantiasa mengampuni dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar kita. Amiin...







Semua kesalahan berasal dari saya dan kebenaran yang hakiki hanya milik Allah semata.


Komentar