Ceritanya
habis ikut-ikutan mantengin bang Tere Liye di Grand Closing Islamic Book Fair,
9 Maret 2014. Untuk pertama kalinya saya melihat wujud aslinya sang Maestro
dari “Dunia Anak-anak Mamak” (sila baca sendiri keempat kisahnya) kalau saya
sih bacanya sampai terhanyut larut dalam dunia mereka.
Nah Bang
Tere ini menurut hemat saya, nampaknya sangat sederhana orangnya dan ringan (sekacamata
saya beliau kurus). Hmm, jadi seperti seminar-seminar pada umumnya, kita ada
sesi tanya jawab gitu deh, dan banyaaak banget yang mau bertanya, tetapi hanya
beberapa orang saja yang beruntung yang terpilih oleh sang MC dan mereka dapat ‘sign’
nya Bang Tere jugaaa. Kami, saya dan Kak Atri—teman akrab saya, dengan penuh
keyakinan akan dapat goresan pena Bang Tere, well ternyata Bang Tere nya bilang lagi buru-buru dikejar waktu
karena harus menghadiri acara lain, jadi : tidak ada sesi book signing, selain orang-orang yang mengajukan pertanyaan. Hahahaha…
kasian amat saya dan Kak Atri :D
Tapi bukan
Bang Tere namanya kalau beliau tidak pandai menjungkir-balikkan perasaan kami
yang tadinya kecewa dan ber-huu-ria serentak tanpa dikomando karena dipastikan
gagal dapat TTD. Bang Tere bilang, apakah harus ada Imam Syafiie nya ketika
kalian mencintai tulisannya? Tulisan saya saja lah yang kalian kenang.
Argh, saya
tidak bisa mengingat dengan baik apa saja yang terjadi saat acara berlangsung,
fungsi recorder and capture di otak
saya sedikit tumpul sepertinya karena jarang diasah :(
Hanya saja
saya mencoba sedikit menguraikan kalimat apa yang terkesan dalam benak saya
yang disampaikan oleh Bang Tere (mohon maaf jika ada salah-salah kata) :
“Petaka
bagi seorang penulis dan siapapun yang hobi membuat tulisan apapun adalah
manakala dia tidak mampu menjadi seperti apa yang ia tuliskan sendiri,
sedangkan orang yang membaca malah berhasil terketuk hatinya untuk melakukan
apa yang dituliskan penulis…”
And then, in my humble opinion… saya juga ngeri sendiri karena
kadang-kadang saya tak sebaik tulisan
di fb saya, twitter saya, path saya, instagram saya, skype saya, bbm saya dan
sejenisnya, tetapi saya ingiiin sekali menjadi sebaik tulisan saya (jika ada) :D
karena apa yang hampir selalu ada di pikiran saya saat menulis adalah : O inilah, saya sedang menasihati diri saya sendiri yang masih sering bertindak dibawah tulisan yang sudah saya iseng tuliskan dimana-mana.
Komentar
Posting Komentar