Ramadhan is Back

Assalamualaikum,

Salam Semangat !



Ramadhan datang.

I can't wait to see it !


Pertama-tama tolong sampaikan salam kepada kedua orang tuaku tercinta nun jauh disana,

"Mommy, Poppip, how are you today?"

Ketika kalian membaca tulisan ini, keadaan ananda disini Alhamdulillah sehat wal`afiat, tidak kekurangan sesuatu apapun.


Mommy, sebenarnya teramat sangat ananda ingin mencicipi makan sahur pertama di Ramadhan 1432 Hijriah ini—yang kalau orang Sunda bilang mah `Munggah`.


Mom, aku baik-baik saja, jangan sering telpon yah, itu hanya membuat ananda masih terlihat seperti anak manja. Lihatlah sebentar lagi ananda akan meninggalkan usia remaja, insya allah menginjak usia kepala dua. Sudah seharusnya ananda memperlihatkan pada dunia, bahwa ananda tumbuh menjadi dewasa, baik lahir maupun bathin ananda. Sejak kecil ananda ingin menjadi orang dewasa seperti Mommy, yang ananda lihat dulu, menjadi dewasa sepertinya sangat mudah dan menyenangkan.

Baik, kuceritakan sedikit mengapa waktu kecil ananda ingin sekali cepat menjadi orang dewasa, dulu kalau ananda tidak salah ingat, ananda baru duduk di bangku kelas tiga SD, ananda ingin mem-fotokopi kertas yang terdapat gambar kartun dengan warna polos, di pojok kanan atas kertas tersebut terdapat tulisan `Warnailah gambar ini dengan rapi dan sesuka hatimu`. Ananda hendak memperbanyak gambar ini untuk ananda bagikan kepada teman-teman agar bisa mewarnai bersama-sama. Ananda melangkah riang menuju tempat fotokopi yang letaknya persis di samping bangunan sekolah. Setibanya disana, berkerumun orang-orang besar yang sepertinya mempunyai tujuan yang sama dengan ananda, mereka pun membawa kertas-kertas yang sama dengan yang ananda punya.
"Mang, fotokopi ieu dua ratuseun nya"

dalam bahasa Indonesia artinya `Bang, fotokopi kertas ini sebanyak uang yang saya punya (200)` Kira-kira begitu ucapan yang ananda lontarkan terhadap abang tukang fotokopi. Sementara abang-abang itu tidak menjawab, dia terlihat sibuk. Kemudian ananda ulang kata-kata yang sama yang akhirnya diakhiri dengan anggukan kepalanya, meski matanya sama sekali tidak lepas dari pekerjaan yang sibuk dia lakoni. Ananda duduk menunggu dengan manis di bangku, satu-per-satu orang-orang besar itu beranjak pergi meninggalkan tempat ini, lalu yang lainnya berdatangan, begitu seterusnya. Ananda hanya tidak sabar menanti giliran kertas ananda dimasukan kedalam alat yang besar lalu ditutup dan dihimpit, kemudian alat itu mengeluarkan sekilas cahaya, sesaat kemudian akan muncul kertas-kertasyang sama persis dengan kertas yang dihimpit tadidari mulutnya. Ajaib.

Sekian lama ananda menanti giliran ananda tidak kunjung tiba. Anehnya, orang-orang yang baru saja datang malah sudah lebih dulu mendapat giliran. Ananda mulai merasa kesal namun takut untuk berbuat sesuatu, ananda masih kecil, ananda hanya bisa duduk manis menanti giliran.

Setelah semua orang-orang besar itu pergi, yang tersisa hanya ananda, ah pasti ini giliran ananda, lalu abang-abang itu berkata sesuatu.

"Mana kertasnya, fotokopi berapa?"
"Dua ratus mang"

Akhirnya, kertas yang ananda nantikan kini bertambah banyak, berjumlah tiga lembar. Ananda beranjak meninggalkan tempat tersebut setelah menyerahkan uang. Sejak saat itulah ananda berfikir, begitu nikmatnya menjadi orang-orang besar seperti mereka, yang tidak harus berlama-lama menunggu giliran mem-fotokopi. Ananda melangkah gembira dan berjanji, ananda mau makan yang banyak agar cepat menjadi orang besar.




Ah, ternyata ananda baru sadar setelah sekian tahun, Mommy !
Ananda diperlakukan tidak adil sama tukang fotokopi itu, juga sama orang-orang besar yang merasa sok sibuk itu. Mereka mengabaikan keberadaan anak kecil seperti ananda. Padahal ananda seorang konsumen, mempunyai hak yang sama meskipun ananda masih kecil. Pelajaran berharga ini menjadikan ananda tidak ingin seperti orang-orang besar yang tidak peka akan lingkungan sekitar. Ananda tidak ingin menjadi egois, sedangkan hak-hak orang lain terabaikan, sedangkan orang-orang disekitar ananda harus tersakiti. Alangkah buruknya tindakan seperti itu.


Begitulah kira-kira Mommy.



Menjadi dewasa ternyata sulit ananda rasa, Mom.
Banyak sekali problematika datang menghampiri hari-hari ananda, namun ananda akan tetap bertahan mengingat ucapan Mommy sesaat sebelum ananda pergi.

"Ikhlas, lakukan segalanya dengan Ikhlas, semuanya akan ringan, jangan pernah merasa takut jika kita telah melakukan hal yang benar, jika kamu melakukannya maka kebenaran-kebenaran berikutnya akan datang menghampiri"






Ramadhan datang Mom, sebentar lagi kita akan meraup keberkahannya.



Insya Allah.








Senin, 24 Sya'ban 1432

Komentar