Siang itu, Jum'at lalu di masa SMA tahun 2008, guru bahasa Indonesia selalu menyodorkan paper berupa tugas menulis cerita, cerita dan selalu cerita. Ini konyol, seperti tidak ada materi lain dalam silabusnya.
Aku mengayunkan langkah, hujan menyisakan angin dingin yang membuat tulang-tulang bergemeretak. Dalam genggam tangan ada sebuah paper dari guru bahasa Indonesia tadi, yang menanti kuhabisi.
Untuk paper yang ke-7 ini, aku masih tak menemui inspirasi, yang membawa namaku terpampang di deretan nama siswa yang harus di Remedial Bahasa Indonesia. Remedial tersebut biasanya aku diharuskan merogoh kocek ku untuk membeli sebuah buku sastra yang akan disumbangkan ke perpustakaan sekolah.
Sejak saat itu guru bahasa Indonesia ku secara tidak langsung, memaksaku untuk pergi ke toko buku, sebuah tempat yang tidak ada dalam imajinasiku sebelumnya. Itu karena aku tidak begitu berdamai dengan buku-buku yang tebal, atau bacaan-bacaan yang berat, yang membutuhkan waktu lama untuk memahami kata per-kata nya.
Diantara buku-buku yang ku sumbangkan ada satu judul yang menyedot perhatianku, Edensor, milik Andrea Hirata. Satu hari penuh, tepatnya hari minggu aku mengorbankan waktu untuk membaca habis novel tersebut. Andrea membawaku berkeliling Eropa hanya lewat tulisan yang kufikir sebelumnya tidak ada yang istimewa dari sebuah tulisan. Aku merasa memasuki dimensi lain dari kehidupan.
Sejak saat itu aku mulai menulis memenuhi tugas paper bahasa Indonesia,meniru gaya Andrea meski hasilnya jauh dari sempurna. Minimal, namaku tidak lagi terpampang di golongan siswa yang remedial.
Semakin hari, aku semakin menyukai dunia membaca. Karena biasanya, setelah membaca aku bisa menulis. Keduanya tidak bisa berdiri sendiri, mereka berkorelasi.
Ku simpulkan beberapa hal yang menjadi inspirasi ku menulis, yang pertama adalah guru bahasa Indonesia ku, yang kedua Andrea Hirata dan yang ketiga adalah Surat Al Alaq ayat 1,
"Iqro bismirobbikaladzii kholaq (Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan)"
Suatu saat nanti semoga bisa menelurkan tulisan yang bermanfaat
Aku mengayunkan langkah, hujan menyisakan angin dingin yang membuat tulang-tulang bergemeretak. Dalam genggam tangan ada sebuah paper dari guru bahasa Indonesia tadi, yang menanti kuhabisi.
Untuk paper yang ke-7 ini, aku masih tak menemui inspirasi, yang membawa namaku terpampang di deretan nama siswa yang harus di Remedial Bahasa Indonesia. Remedial tersebut biasanya aku diharuskan merogoh kocek ku untuk membeli sebuah buku sastra yang akan disumbangkan ke perpustakaan sekolah.
Sejak saat itu guru bahasa Indonesia ku secara tidak langsung, memaksaku untuk pergi ke toko buku, sebuah tempat yang tidak ada dalam imajinasiku sebelumnya. Itu karena aku tidak begitu berdamai dengan buku-buku yang tebal, atau bacaan-bacaan yang berat, yang membutuhkan waktu lama untuk memahami kata per-kata nya.
Diantara buku-buku yang ku sumbangkan ada satu judul yang menyedot perhatianku, Edensor, milik Andrea Hirata. Satu hari penuh, tepatnya hari minggu aku mengorbankan waktu untuk membaca habis novel tersebut. Andrea membawaku berkeliling Eropa hanya lewat tulisan yang kufikir sebelumnya tidak ada yang istimewa dari sebuah tulisan. Aku merasa memasuki dimensi lain dari kehidupan.
Sejak saat itu aku mulai menulis memenuhi tugas paper bahasa Indonesia,meniru gaya Andrea meski hasilnya jauh dari sempurna. Minimal, namaku tidak lagi terpampang di golongan siswa yang remedial.
Semakin hari, aku semakin menyukai dunia membaca. Karena biasanya, setelah membaca aku bisa menulis. Keduanya tidak bisa berdiri sendiri, mereka berkorelasi.
Ku simpulkan beberapa hal yang menjadi inspirasi ku menulis, yang pertama adalah guru bahasa Indonesia ku, yang kedua Andrea Hirata dan yang ketiga adalah Surat Al Alaq ayat 1,
"Iqro bismirobbikaladzii kholaq (Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan)"
Suatu saat nanti semoga bisa menelurkan tulisan yang bermanfaat
Komentar
Posting Komentar