Lanjutkan !!!

oleh Annisa Ukhtyasty pada 22 April 2010 jam 14:09
Farah menyadari ia memiliki beberapa kelebihan, tetapi sesungguhnya kekurangannya jauh melebihi kelebihan yang ia punya. Ia bukan perempuan cantik jelita seperti Ratu Balqis bukan pula wanita cerdas seperti Ummahatul Mukminin, Aisyah. Walapun Farah tidak buta, namun pemahaman tentang Islam pun masih perlu perbaikan, tak banyak hal istimewa yang Farah punya.


Bagi Furqan sendiri, kini Farah layaknya 'penghuni surga' yang mampir sejenak di dunia. Pemahaman keagamaan yang polos justru menciptakan kedewasaan yang menakjubkan pada diri Farah. Ia melihat pada diri Farah perubahan ke arah kebaikan secara begitu cermat. Ia menyaksikan sendiri aksi seorang hamba yang berhati emas, yang masih berselaput kotoran, namun amat merindukan kebenaran hakiki. Bagaimana Farah memberontak begitu hebat dari kepungan ambisi, hasrat dan nafsu keduniaan, juga ikatan kebiasaan, tradisi dan lingkungan yang memanjakannya dengan segala kesenangan duniawi, untuk menuju sifat sejatinya sebagai Hamba Allah yang sebenar-benarnya. Yang hidup dan mati hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Sebuah kesadaran yang secara teoritis nyaris setiap muslim mengetahuinya. Namun dalam praktik kehidupan justru lebih sering terabaikan begitu saja. Menuju ke titik itulah, kini Farah berbenah diri...

"Sungguh kau siap Farah?"

Tanya Furqan yang nampaknya sedang mencari keikhlasan itu di mata Farah. Ikhlas untuk benar-benar mau merubah haluan hidupnya semata-mata hanya karena mengharap cahaya illahi, dari hidupnya yang selama ini telah penuh prestise serta mengakarnya modernisasi ala kebarat-baratan.
Meski Furqan yakin ada asa di dalam di Farah, namun kali ini ia ingin memastikan kembali langkah yang akan diambil oleh sahabatnya itu.

"Jika harus menderita karena harta, aku siap. Tapi berlimpah-limpah keimanan dan kecintaan terhadap Allah. Rezeki, Allah-lah yang mengatur tiap-tiap umatnya, jadi kenapa harus takut...?
Maka jika kita ingin menggapai-Nya, maka Dia akan mengulurkan tangan-Nya padaku"

Dengan mantap Farah mengatakan itu, entah darimana pula ia dapatkan untaian kata indah tersebut.
Furqan hanya tersenyum tipis, Alhamdulillah...

Sungguh benar, apa yang disabdakan Rasulullah.

"Manusia itu ibarat logam mulia (seperti emas dan perak). Yang terbaik di masa jahiliyyah, akan menjadi yang terbaik di masa Islam, jika mereka berilmu" HR Al-Bukhari

Komentar