Telat (Ng)organisasi

Assalamualaikum ^,^

Semakin bertambah usia, kok rasanya semakin malas meramu jemari agar menelurkan sebuah tulisan.
Well, yah tulisan yang (seperti biasa) entah akan jadi apa. Jadi teringat akan cita-cita jadi penulis yang (masih) belum tercapai. Setidaknya, menulis apa saja di mana saja bisa mengobati hasrat itu, hehehe. Semoga.

Dan semoga kali ini jelas juntrungannya. Hehehehe. Ada yang tau juntrungan itu apa? Kalau kata orang Sunda mah bisa diartikan "tujuan" nya.
Begitulah kira-kira.
Klak-klik sana-sini, buka-buka folder masa lalu. Aih nemu tulisan semasa SMA dan Kuliah betapa alay nya saya saat itu, alay yang tidak disadari.
Eh tapi, barangkali beberapa tahun yang akan datang saya membaca tulisan ini juga akan mengatakan hal yang sama hehehe. Sudahlah yang terpenting adalah olahraga jari, olahraga rasa.
Organisasi yang sering kita dengar definisinya adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (J.R. Schermehorn). Kemudian dilanjutkan oleh Bapak Chester J. Bernard bahwa pengertian organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas (system from all activity) atau kekuatan-kekuatan (strength) perorangan yang dikoordinasikan secara sadar.
Dahulu kala, saya sempat menjadi bagian dari sumber kekuatan dalam sebuah organisasi. A long time ago, when I was junior high school. Namanya OSIS. Sederhana tapi cukup banyak membantu saya mengenal bagaimana caranya bekerja dalam tim, bertukar pikiran, me-lobby sesuatu, mengetahui tentang dasar-dasar kepemimpinan dan masih banyak lagi. Belum lagi pengurus OSIS ini juga terdiri dari kakak-kakak kelas yang menawan dan penuh semangat juang menelurkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi semesta sekolah kala itu.
Menjadi salah satu pengurus di bagan yang terpampang tinggi-tinggi di ruang OSIS adalah kebanggaan tersendiri. Tidak ada beban sama sekali, bahkan jika harus menjadi pengurus OSIS di seluruh sekolah yang ada di muka bumi ini saya siap. Tapi sayangnya hal itu tidak terjadi.
Menyudahi masa-masa sekolah menengah pertama artinya juga menyudahi kegiatan yang berbau organisasi siswa intra sekolah tersebut. Sisa-sisa perjuangan semasa itu menghitamkan kulitku yang sudah hitam menjadi semakin hitam. Maklum saja, masih muda, masih fresh, berangkat pagi pulang sore demi melakukan yang terbaik untuk organisasi tersebut.
Orang tua di rumah ngomel karena menurut mereka kecintaan saya terhadap organisasi sudah diluar batas. Pernah saya jatuh sakit karena marathon mengurusi keperluan masa orientasi siswa. Hal itu yang membuat orang tua saya merasa perlu mengistirahatkan saya dari kegiatan yang berbau organisasi. Saya diberi ultimatum agar kelak saat saya masuk jenjang sekolah menengah atas tidak perlu lagi ikut mengurusi OSIS. Dalam benak mereka, tingkatan sekolah menengah pertama saja sudah menyita waktu saya apalagi organisasi dalam tingkatan yang lebih tinggi.
Tak tega hati menolak perintah orang tua dan karena juga memang demi kebaikan saya, maka saat memasuki dunia sekolah menengah atas saya menjadi siswa yang sepu-sepu (sekolah-pulang, sekolah-pulang) saja. Awalnya terasa baik-baik saja, tetapi lama-kelamaan saya tidak tahan untuk menjadi 'tidak populer' di kalangan siswa. Populer dalam artian, turut berpartisipasi dan berperan aktif mengurusi kegiatan ini itu. Pokoknya seperti yang saya lakukan dulu deh.
Hingga masa kelulusan tiba, benar saja. Aku sangat tidak populer hehehe :)
Nilai sekolahku yang biasa-biasa saja plus tidak ikut ekstrakulikuler menghasilkan siswa yang seperti saya ini lah. Menjadi semakin tidak populer lagi tatkala memasuki dunia kuliah pun, saya tidak ikut organisasi apapun. Mahasiswa kupu-kupu kalau kata orang-orang (kuliah-pulang, kuliah-pulang).

Menyesal? Iya sih. Sedikit.
Memang sudah titah Illahi yang tak bisa saya ubah alurnya. Satu-satunya hal yang bisa kuubah adalah sekarang ini, ya sekarang ini. Tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Semua ruang gerak dan hela nafas kita adalah pembelajaran yang selalu bisa dipetik buah hikmahnya.
Pekerjaan saya kini yang me-recall  memori tentang dasar-dasar berorganisasi yang sempat saya pelajari beberapa tahun yang lalu. Semuanya terpakai. Bagaimana bermusyawarah, bagaimana menciptakan keharmonisan dalam team work, bagaimana caranya menjadi pemimpin, bagaimana caranya menjadi penanggung jawab satu kegiatan walaupun beberapa human error kadang terjadi hehehe, setidaknya saya berusaha melakukan apa yang saya mampu. Pekerjaan saya juga memberikan ilmu-ilmu baru yang belum saya dapatkan semasa sekolah menengah atas, tentang organisasi. Ah, rasanya dulu, waktu saya SMA saya tidak pernah membayangkan ternyata bekerja dan menjadi seorang pekerja itu selain untuk memenuhi kebutuhan hidup juga memenuhi kebutuhan otak. Secara terus menerus bekerja, melakukan banyak hal bisa membuat otak semakin terasah dengan baik. Dahulu saya fikir bekerja itu melelahkan dan bikin pusing. Ternyata, tak pantas bagi saya untuk tidak bersyukur mendapatkan pekerjaan ini. Sebuah lingkup kecil yang bertujuan untuk mencerdaskan generasi bangsa. Kami membangun bangsa lewat unit terkecil. Pendidikan. Mengajar. Mendidik anak-anak. Itulah pekerjaan saya kini.




Jadi ternyata Tuhanku, Allah SWT selalu mendidik kita dengan Cara-Nya sendiri.
Hingga menuju liang lahat nanti saya tetaplah seorang siswa, siswanya Allah.
Harus terus mengenyam pendidikan Allah SWT hingga tutup usia saya.
Well, tidak ada kata telat ng(organisasi) bukan? (^,^)v

Meski saya sadar tidak semua manusia ingin menjadi populer seperti saya, tapi setidaknya saya hanya ingin tulisan ini menjadi pengingat bagi diri saya sendiri bahwa,
"lakukan hal-hal baik sesegera mungkin, karena suatu saat kamu akan menyesali hal-hal yang tidak pernah kamu lakukan di masa lampau"




*Especially for my future Children and Grandchildren soon... hehehe
Wallahualam bisshowab... 

Komentar