Apa yang Harus Kita Lakukan Pada Energi Kita yang Nyaris Habis ???



Untuk menghemat energi dan sumber-sumbernya, dewasa ini kita mendaur ulang hampir segala sesuatu. Dapatkah kita mendaur ulang energi itu sendiri???



Tentu saja, andaikata yang kamu maksudkan dengan daur ulang adalah mengubah sesuatu ke dalam bentuk lebih bermanfaat. Kita mengerjakannya sepanjang waktu. Pembangkit listrik mengubah air, batu bara, atau energi nuklir menjadi listrik. Dengan pemanggang roti kita mengubah energi listrik menjadi energi panas. Dalam mesin mobil kita mengubah energi kimia menjadi energi kinetik. Bentuk energi yang berbeda-beda, semua dapat saling dipertukarkan yang kita perlukan hanyalah menemukan mesin yang tepat untuk mengerjakan tugas itu. Namun ada sesuatu yang tak disangka-sangka yang barangkali paling besar dalam pemahaman tentang seluruh jagat raya. Setiap kali kita mengubah energi, kita kehilangan sebagian nilainya. Itu tidak hanya karena peralatan kita kurang efisien atau karena kecerobohan kita, penyebabnya lebih mendasar. Masalahnya seperti menukar mata uang di negeri asing, tampaknya ada agen penukaran energi kosmos yang karena sudah kebiasaan selalu mengambil bagian untuknya sendiri dari tiap transaksi yang terjadi. Nama agen penukaran energi kosmos ini adalah Hukum Kedua Termodinamika.



Sesungguhnya ini adalah sebuah canda yang membawa kabar baik sekaligus kabar buruk.

Pertama, kabar baiknya. Sebelumnya kita sudah kenal dengan Hukum Kekekalan Energi, yang juga dikenal sebagai Hukum Pertama Termodinamika. Hukum tersebut mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi dapat dipertukarkan dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya dan sebaliknya. tetapi menurut Hukum Pertama Termodinamika kuantitas energi itu harus tetap sama, energi tidak dapat hilang begitu saja. Jumlah massa-energi di jagat raya ini telah ditetapkan pada waktu semuanya diciptakan. Kita tidak pernah kehabisan energi !

Luar Biasa !

Berarti yang harus kita lakukan hanyalah terus mengubah dan mengubah kembali energi kita ke dalam bentuk apapun yang sesuai dengan kebutuhan kita. Cahaya dari sebuah lampu, listrik dari sebuah baterai, gerak dari sebuah mesin dan apapun sesuka hati. Kita akan mendaur ulang energi sama seperti kita mendaur ulang Kaleng Alumunium. Benarkah seperti itu???

Sayangnya, ternyata itu salah.

Ini adalah kabar buruknya.



Hukum kedua Termodinamika mengatakan bahwa setiap kali kita mengubah energi dari wujud satu ke wujud lain, kita kehilangan sedikit dari kemanfaatan keseluruhan. Alasannya adalah, setiap kali kita mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain, sebagian diantaranya berubah menjadi energi panas, entah disadari atau tidak.

Sekitar 60% energi dalam batu bara yang dibakar pembangkit listrik tenaga uap, menghasilkan limbah berupa panas, hanya sekitar 40% diantaranya berubah menjadi Listrik, sementara sebagian listrik itupun hilang diperjalanan menuju kabel-kabel yang direntangkan tinggi di udara. Selanjutnya 98% energi listrik yang kamu antarkan ke sebuah bola lampu juga berubah menjadi panas. Sebagian besar energi kimia dalam bahan bakar bensin keluar dari radiator dan knalpot dalam bentuk panas.

Tapi, panas masih tergolong energi, bukan??

Betul. Lalu, bukankah kita tinggal mengambil panas itu kemudian menyuruhnya bekerja kembali agar menjadi energi yang berguna?

Sedikit demi sedikit, sambil menunggu bumi berhenti berputar, semua bentuk energi tak kenal ampun akan berubah menjadi panas di luar pengendalian kita. Segenap energi di dunia pelan-pelan berubah menjadi gerak partikel-partikel yang tidak berguna dan serba kacau. Makin banyak kita menggunakan energi, makin banyak energi yang hilang.

Jagat Raya pada hakikatnya semakin tua-renta. Bagaikan sebuah baterai murahan yang sudah pasti akan habis. Kita berpijak pada sebuah jalan satu arah, yang menurun.

Namun, setidaknya...

Selamat menikmati hari-hari yang masih tersisa.


sumber : http://ebootooths.blogspot.com/

Komentar